KOTA GORONTALO, Humas – Pemerintah Provinsi Gorontalo memperpanjang waktu penutupan jalur darat di empat titik perbatasan. Jika sebelumnya penutupan dimulai pukul 18:00 hingga 06:00 Wita, maka mulai Senin besok menjadi pukul 17:00 hingga 08:00 Wita.
“Penutupan ini kami lakukan bertahap. Jadi besok waktu buka perbatasan tinggal sembilan jam. Jika eskalasinya terus memburuk, kita akan tutup total akses masuk,” jelas Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Minggu (29/3/2020).
Pihaknya mempertimbangkan penutupan semua akses masuk dari darat, laut dan udara. Pelaksanaannya dilakukan bertahap. Termasuk menutup akses masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Gorontalo efektif mulai tanggal 31 Maret 2020.
“Pelarangan masuk WNA sudah dirapatkan kemarin, surat edarannya juga sudah ada. Mulai Selasa besok WNA tidak boleh lagi ada yang masuk. Mereka yang sudah di Gorontalo tidak boleh lagi keluar,” tegasnya.
Terkait dengan imbauan warga Gorontalo di luar daerah untuk tidak mudik, Gubernur Rusli menyebut sebagai upaya pencegahan. Perlu ada kesadaran bersama bahwa potensi penularan virus corona akan semakin besar jika warga di daerah yang sudah terpapar pulang ke Gorontalo.
“Hari ini kita buka ruang isolasi di Kampus I Badan Diklat, prioritasnya untuk TKI asal Gorontalo yang bekerja di luar negeri. Ada enam orang TKI dari Jepang yang kita isolasi di sana. Tidak menutup kemungkinan semua orang yang memaksa datang Gorontalo akan kita lakukan hal serupa,” lanjutnya.
Orang yang di karantina di Badan Diklat tidak berarti positif virus corona. Mereka hanya diobservasi selama 14 hari untuk memastikan kondisinya sehat.
Pemprov Gorontalo juga meningkatkan kesiapsiagaan perbatasan dengan melakukan rapid test bagi setiap warga yang masuk Gorontalo. Dimulai bagi penumpang yang datang melalui jalur udara di Bandara Djalaluddin Gorontalo. Alat deteksi dini itu diharapkan bisa segera mengetahui penumpang sudah terpapar virus atau tidak, meski butuh tes lanjut untuk memastikan keakuratannya.
Pewarta: Isam