GORONTALO UTARA, Humas – Pemerintah Provinsi Gorontalo memberlakukan kebijakan baru terkait dengan keluar masuk orang dari dan ke Gorontalo. Gubernur Rusli meminta perbatasan darat Gorontalo dengan provinsi tetangga ditutup mulai pukul 18.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA.
“Pasukan dari Polda sudah digeser ke perbatasan (untuk berjaga). Kita para gubernur termasuk di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara sudah sepakat untuk close pintu masuk mulai pukul 18.00 hingga 06.00 Wita,” tegas Rusli saat meninjau perbatasan Gorontalo-Sulawesi Utara di Kecamatan Atinggola, Gorontalo Utara, Jumat, (27/3/2020).
Rusli meminta agar kebijakan ini dipatuhi oleh seluruh masyarakat yang keluar masuk daerah perbatasan. Setiap tindakan bodoh warga yang ngeyel, tidak saja membahayakan dirinya tapi juga diri orang lain. Terlebih Gorontalo saat ini sudah dikepung dua provinsi dengan kasus positif corona.
“Kita akan lihat eskalasinya kalau semakin tinggi saya akan mempertimbangkan penutupan penuh pintu masuk perbatasan,” imbuhnya.
Data posko perbatasan Gorut menyebutkan, lalu lintas darat hari Kamis kemarin ada 267 kendaraan dan 745 warga masuk dari daerah tetangga. Mereka diperiksa dan didata jika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Ruang observasi disiapkan dan jika dibutuhkan pasien akan dirujuk ke rumah sakit.
Saat kunjungan, Rusli menilai fasilitas perbatasan masih sangat minim. Petugas hanya tinggal di posko yang beratap rumbia. Ia meminta agar petugas dan orang yang diperiksa berjalan sesuai standar keamanan yang baik.
Selain memperketat jalur perbatasan darat, pemerintah juga menyiapkan bilik sterilisasi di Bandara Djalaluddin, Pelabuhan Gorontalo dan empat titik perbatasan darat. Setiap orang yang masuk ke Gorontalo diminta masuk ke bilik untuk disemprot cairan disinfektan.
Pewarta: Isam