KABUPATEN GORONTALO, Humas -Kenaikan harga gula pasir di hampir semua daerah membuat Gubernur Goronralo Rusli Habibie dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) meninjau persedian di PT Pabrik Gula (PG) Tolangohula di Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, Rabu (26/3/2020).
Perusahaan itu menjadi penyuplai gula pasir di Indonesia Timur khususnya di pulau Sulawesi. Saat ini ada 6.500 ton gula, 3.000 ton untuk distribusi luar daerah dan sisanya 3.500 untuk persediaan di Gorontalo.
“Yang melegakan saya bahwa stoknya ada. Saya sampaikan tadi harus prioritaskan dulu masyarakat Gorontalo. Pak Danrem juga bilang begitu, Pak Dir Reskrimsum lebih ekstrim, jangan sampai kita ini seperti semut mati di ladang gula,” ucap Rusli saat diwawancarai usai kunjungan.
Gubernur Rusli mengakui ada lonjakan harga gula di pasaran. Jika biasanya dijual Rp12 ribu per kilogram kini sudah mencapai Rp17 ribu hingga Rp18 ribu per kilogram. Upaya menstabilkan harga dari Bulog juga terkendala harga di perusahaan yang saat ini dihargai Rp15.500 per kilogram.
“HET dari pabrik itu sudah Rp15.500, sementara dari Bulog untuk menampung sanggupnya harga Rp12.500 jadi belum ketemu. nah ini yang kita kaji, kalkulasi seperti apa minimal untuk membantu masyarakat dalam dua bulan ini baik yang terdampak corona atau persiapan bulan puasa,” imbuhnya.
Sementara itu, Deputi General Manager PT PG Tolangohula Suryanto menjelaskan, kenaikan harga gula disebabkan oleh berkurangnya produksi perusahaannya. PG Tolangohula baru-baru ini mengalami kerugian akibat aksi pembakaran 500 hektar lahan tebu oleh oknum warga. Pembakaran dipicu oleh konflik lahan yang tidak kunjung selesai.
“Kan panen harusnya awal tahun, tapi karena dibakar sampai 500 hektar sehingga jadi molor. 500 hektar (yang terbakar) setara dengan stok konsumsi dua bulan di Provinsi Gorontalo,” jelas Suryanto.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga gula di pasaran, Pemprov Gorontalo akan melakukan pengawasan ketat di setiap distributor dan agenda. Selain itu, pelaksanaan pasar murah bersubsidi terus digalakkan dengan menjual gula seharga Rp5.000 per kilogramnya.
Pewarta: Isam/Nova