Pegiat Lingkungan Inspiratif Ini Terima Hadiah Umroh

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kiri) berbincang dengan Sartam, petani kakao di Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato di sela-sela acara Gorontalo Development Forum 2019, Rabu (20/11/2019). Sartam dihadiahi gubernur untuk berangkat umroh karena dedikasi dan jasanya untuk pelestarian lingkungan dan yaki, si monyet hitam Sulawesi. (Foto: Salman-Humas).

KOTA GORONTALO, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengapresiasi warga pegiat lingkungan di daerah yang selama ini tekun menjaga kelangsungan hutan dan ekosistem yang ada di dalamnya. Apresiasi berupa hadiah umroh diberikan kepada Sartam (69), warga Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato.

Sartam menjadi salah satu pembicara pada Gorontalo Development Forum 2019 yang berlangsung di Hotel Maqna, Kota Gorontalo, Rabu (20/11/2019). Petani kakao itu dinilai berjasa melestarikan hutan dan hewan yaki, si monyet hitam Sulawesi.

“Siap siap pak Sartam, melalui pak Budi (Kepala Bapppeda) tolong uruskan pasport-nya, tanggal 23 Desember saya berangkatkan umroh,” ucap Gubernur Rusli.

Menurut Rusli, upaya pembangunan berkelanjutan tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi melibatkan semua komponen baik itu swasta, mahasiswa, LSM, organisasi nirlaba dan masyarakat. Forum Pembangunan Gorontalo diharapkan lebih banyak melahirkan warga yang bekerja, berusaha sekaligus peduli terhadap kelestarian lingkungan.

“Saya apresiasi forum-forum seperti ini. Tidak cukup hanya berdiskusi, berteori dan lain lain. Terpenting bagi kita bagaimana bisa melahirkan “Sartam-Sartam” lain di semua kabupaten bahkan hingga ke tingkat desa,” imbuh Rusli.

Sartam dipilih karena sosoknya yang dianggap berjasa di bidang lingkungan. Ia adalah petani kakao yang sudah 15 tahun berkebun di lereng hutan yang menjadi wilayah transmigrasi. Pria yang tidak mengenyam pendidikan formal itu awalnya menjadikan yaki sebagai musuhnya karena sering memakan kakao yang ia tanam.

Belakangan Sartam sadar bahwa yaki merupakan endemik hutan yang harus ia ajak berkawan. Ia menghibahkan dua hektar lahannya untuk ditanami buah-buahan sebagai sumber kehidupan satwa liar sekaligus untuk penghijauan.

“Dulu saya bermusuhan dengan yaki karena menjadi hama bagi kakao yang saya tanam. Saya menyadari itu adalah tempatnya dia, makanya saya tanam sirsak sebanyak banyak untuk nanti menjadi tempat makanannya dia,” jelasnya.

Sartam merupakan salah satu potret pembinaan warga pedesaan yang dilakukan oleh organisasi nirlaba yang fokus terhadap masalah lingkungan, di antaranya Burung Indonesia dan Jappesda. Mereka aktif memberikan edukasi kepada warga bahwa setiap usaha yang ditekuni seharusnya bisa selaras dengan upaya pelestarian lingkungan.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI