KOTA GORONTALO, Humas – Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir menyebabkan bencana kekeringan di sejumlah daerah di Provinsi Gorontalo. Akibatnya tidak saja dirasakan oleh petani tetapi juga nelayan di daerah pesisir pantai.
Sejumlah sumber air mengalami kekeringan yang menyebabkan petani mengalami gagal tanam dan gagal panen. Selain itu, nelayan tidak bisa melaut karena ombak tinggi yang terus terjadi.
Kondisi tersebut direspon Gubernur Gorontalo dengan mengeluarkan surat Antisipasi Dampak Rawan Pangan kepada para Bupati dan Wali Kota. Surat itu memuat perintah untuk menyalurkan Cadangan Beras Nasional (CBN) kepada warga terdampak di daerah masing-masing.
Kepala Dinas Pangan Provinsi Gorontalo Sutrisno menjelaskan, CBN merupakan beras yang dikelola oleh Perum Bulog untuk mengantisipasi bencana alam di daerah. Kuota CBN di setiap kabupaten/kota masing-masing 100 ton.
“Apabila cadangan itu masih dirasa kurang, maka Bupati atau Wali Kota bisa mengajukan ke provinsi yang memiliki cadangan beras sebesar 200 ton. Kita akan distribusi sesuai kebutuhan tiap daerah,” terang Sutrisno, Selasa (10/9/2019).
Lebih lanjut Sutrisno menjelaskan, hingga saat ini sudah ada dua daerah yang menetapkan status Bencana Alam Kekeringan yakni Kabupaten Gorontalo (Kabgor) dan Kabupaten Bone Bolango (Bonebol). Kabgor sedang menyalurkan 100 ton cadangan beras, sementara Bone Bolango menyalurkan 8 ton cadangan berasnya.
Saat ini BPBD, Dinas Sosial dan Dinas Pangan Provinsi Gorontalo terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota terkait penyaluran cadangan beras. Harapannya bisa membantu akses pangan warga terdampak dan warga kurang mampu.