KOTA GORONTALO, Humas – Dinas Kesehatan Kota Gorontalo menggelar imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD) untuk siswa Sekolah Dasar. Sebanyak 22.270 siswa kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar yang akan menjadi sasaran imunisasi DT dan TD.
“Siswa tersebut tersebar di 129 SD se Kota Gorontalo. Pada minggu pertama dilaksanakan di tiga kecamatan, yaitu Kota Timur, Hulontalangi, dan Dungingi. Selanjutnya minggu ini akan dilanjutkan di Dumbo Raya, Kota Tengah, dan Kota Selatan,” kata Farida Muchtar saat diwawancarai pada pelaksanaan imunisasi di SDN 25 Dungingi, Kota Gorontalo, Rabu (21/8/2019).
Farida yang juga sebagai penanggung jawab program imunisasi Dinas Kesehatan Kota Gorontalo menjelaskan, pelaksanaan imunisasi DT dan TD merupakan program imunisasi tambahan bagi siswa Sekolah Dasar yang dilaksanakan setiap tahun. Ditambahkannya, untuk program imunisasi terjadi perubahan sasaran yang pada tahun sebelumnya adalah siswa kelas 1, 2, dan 3, pada tahun 2019 sasarannya adalah siswa kelas 1, 2, dan 5.
“Targetnya kita 85 persen, tapi kita berupaya capaian bisa lebih dari target tersebut,” ujarnya.
Khusus untuk pelaksanaan program imunisasi DT dan TD di wilayah kerja Puskesmas Dungingi, sasarannya sebanyak 865 siswa di 11 Sekolah Dasar dan satu Madrasah Ibtidaiyah. Jumlah tersebut masing-masing kelas 1 sebanyak 259 siswa, kelas 2 323 siswa, dan kelas 5 283 siswa.
“Untuk siswa kelas 1 akan mendapatkan dua kali imunisasi yaitu pada bulan Agustus ini imunisasi DT dan nanti pada bulan September akan diimunisasi lagi dengan campak dan rubella. Kelas 2 diimunisasi TD, dan kelas 5 akan memperoleh imunisasi campak dan rubella pada bulan September mendatang,” tutur Dian Dambea selaku pemegang program imunisasi Puskesmas Dungingi.
Dari total 79 siswa kelas 1 dan 2 di SDN 25 Dungingi, 69 siswa di antaranya mendapatkan suntikan vaksin DT dan TD, sisanya 10 siswa ada sebagian yang sakit dan sebagian lagi orang tuanya menolak anaknya diimunisasi.
Imunisasi DT yang diberikan kepada siswa kelas 1 bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi difteri, tetanus, pertusis atau batuk rejan. Sedangkan imunisasi TD khusus untuk siswa kelas 2 adalah lanjutan dari imunisasi DT. Difteri adalah penyakit infeksi menular yang dapat menyebabkan sesak napas, pneumonia, kerusakan saraf, gangguan jantung, bahkan kematian. Sedangkan tetanus merupakan penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kekakuan otot parah, kelumpuhan, dan kejang otot. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan terjadi wabah difteri pada tahun 2017 dengan angka kematian sebanyak 44 kasus di seluruh Indonesia.
Pewarta : Haris