KOTA GORONTALO, Humas – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka mengembangkan potensi industri kelapa di Provinsi Gorontalo melalui program pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kelapa Terpadu.
Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur Kemenperin Sri Yunianti mengatakan, pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Provinsi Gorontalo bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi kelapa melalui diversifikasi produk olahan kelapa maupun produk sampingannya. Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku agribisnis kelapa mulai dari sektor hulu sampai hilir.
“Apabila kita lihat pohon kelapa, dari akar sampai daun dan buahnya dapat diproduksi dan diolah oleh industri kecil dan menengah,” jelas Sri Yunianti saat membacakan sambutan tertulis Dirjen IKM Kemenperin pada pembukaan kegiatan pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Hotel Damhil, Kota Gorontalo, Rabu (27/3/2019).
Sri Yunianti mengungkapkan, Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang cukup potensial dalam pengembangan industri pengolahan kelapa. Provinsi Gorontalo memiliki areal perkebunan kelapa mencapai 71.524 hektar dengan jumlah tanaman kelapa sebanyak 4.782.200 pohon. Dengan produksi 120 butir perpohon pertahun, total produksi kelapa di Provinsi Gorontalo mencapai 575.864.000 butir pertahun.
“Seluruh kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo memiliki lahan perkebunan kelapa yang luas. Dengan potensi yang dimiliki Gorontalo, kami bertekad untuk mendorong sektor industri pengolahan perkebunan yang berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor,” tutur Sri Yunianti.
Sementara itu Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim dalam sambutannya mengapresiasi upaya Kemenperin dalam mengembangkan potensi kelapa di Provinsi Gorontalo melalui program pengembangan IKM Kelapa Terpadu. Menurutnya hal itu sejalan dengan upaya Pemprov Gorontalo dalam menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang saat ini masih berada pada angka 15,48 persen.
Melalui program tersebut Idris berharap, kelapa tidak lagi sebatas diolah menjadi kopra, tetapi diolah menjadi beragam produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani maupun pelaku IKM kelapa.
“Kami berterima kasih kepada Kemenperin yang berkomitmen untuk mengembangkan IKM Kelapa Terpadu. Kami berharap anggaran dari Kemenperin tidak hanya untuk IKM Kelapa Terpadu, tetapi juga untuk komoditi lainnya,” harap Wagub Idris Rahim.
Pewarta : Haris