Kabupaten GORUT, Humas – Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Provinsi Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, akan mulai mencanangkan gerakan belanja pakai sampah. Hal ini dikatakan Idah, usai mendampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie pada rangkaian kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) yang berlangsung di Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa, (18/12/2018).
“Jadi tahun depan insyaallah Januari 2019 , saya selaku ketua Kwarda Gorontalo bersama anggota pramuka lainnya berencana akan membuat sebuah warung. Tetapi ini unik. Kenapa? Karena disana masyarakat bisa membeli pakai sampah plastik, bukan pakai uang lagi, ” kata Idah
Istri Gubernur Gorontalo ini mencotohkan misalnya masyarakat ingin membeli Gula ataupun minyak goreng maka harus membawah sampah plastik yang banyaknya sesuai dengan berat barang yang dibeli. Jadi sistem pembelanjaanya sampah – sampah yang dibawah akan di timbang dulu, berapa kilogram beratnya dan apakah sesuai dengan barang yang akan dibeli
“Misalnya jika gulanya mau beli sekilo, maka sampahnya juga beratnya harus 1 kilogram. Semuanya akan kita timbang dulu. Jadi semakin banyak sampah yang dikumpulkan, semakin banyak barang yang bisa di beli, ” tambahnya
Idah juga mengakui, gerakan belanja pakai sampah ini memang telah ia pikirkan sejak lama. Akan tetapi belum terealisasi mengingat padatnya kegiatan yang dimiliki. Untuk mewujudkannya, Idah menggandeng seluruh anggota pramuka Gorontalo, menurutnya ini sesuai dengan dasa darma pramuka yang kedua, Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
“Rencananya nanti warung ini akan kita buka di kantor Kwarda dan langsung dikelolah oleh anggota pramuka. Kenapa saya melakukan ini, karena ini salah satu cara agar masyarakat sadar bahwa jangan pernah membuang sampah sembarangan, utamanya sampah plastik ,” jelasnya
Diakhir arahannya Idah menambahkan, untuk pengelolaan sampah sampah tersebut yang ditukarkan dengan barang kebutuhan masyarakat, maka selanjutnya pihaknya akan menggandeng agen pengepul sampah, untuk mengolah kembali sampah-sampah plastik yg telah dikumpulkan agar dapat didaur ulang.
“Masalah sampah ini memang cukup pelik. Di samping pengelolaannya belum memadai, kita sebagai masyrakat , masih banyak yang ‘buta’ soal sampah. Seperti halnya dikegiatan kegiatan seperti ini, banyak sampah berhamburan. Apalagi botol air minum. Coba bayangkan nanti jika kita sudah bisa memanfatkan sampah ini, tidak perlu dipaksa lagi, masyarakat akan berbondong bondong mengumpulkan sampah,” tandasnya.
Pewarta : Echin
Editor : Ata Ananta