Gubernur Gorontalo Hadiri Pengukuhan Guru Besar UNAIR

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (dua kanan) saat menghadiri pengukuhan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) kepada Prof. Harry Azhar Azis, MA, Ph.D bertempat di Kampus C Unair, Jl. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018). Proses pengukuhan ditandai dengan pidato anggota BPK RI VI dengan judul “Pemeriksaan Keuangan Negara: Upaya Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Negara untuk Kesejahteraan Rakyat”. (Foto: Isam-Humas).

KOTA SURABAYA, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menghadiri pengukuhan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Prof. Harry Azhar Azis, Ph.D bertempat di Kampus C UNAIR, Jalan Mulyorejo, Surabaya, Senin (26/11/2018).

Pengukuhan Anggota VI BPK RI tersebut dipimpin oleh Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih. Menristek Dikti M. Nasir serja sejumlah pejabat tinggi negara nampak hadir.

“Selamat buat pak Harry yang sudah dikukuhkan sebagai guru besar. Semoga ilmunya bisa bermanfaat untuk dunia kampus, bermanfaat untuk BPK RI dan untuk seluruh bangsa Indonesia,” terang Gubernur Rusli.

Gubernur Gorontalo dua periode itu menilai konsep kinerja anggaran yang berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat harus terus didorong hingga ke kabupaten/kota. Hal itu untuk memastikan penggunaan uang negara benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

“Jadi contohnya sederhananya begini. Pemprov mengganggarkan permen itu boleh, tapi pertanyaannya buat apa permen? Apa itu dibutuhkan rakyat atau tidak? Kenapa tidak beras misalnya? Ini contoh bagaimana penganggaran harus benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat,” imbuh mantan Bupati Gorontalo Utara itu.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kiri) berbincang dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat menghadiri pengukuhan Guru Besar Ilmu Ekonomi Unair kepada Prof. Harry Azhar Azis, MA, Ph.DD di Kampus C Unair, Surabaya, Senin (26/11/2018). (Foto: Tamrin-Penghubung Jakarta).

Pada pengukuhan Guru Besarnya, Prof. Harry Azhar Azis, MA, Ph.D menyampaikan pidato dengan judul “Pemeriksaan Keuangan Negara: Upaya Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Negara untuk Kesejahteraan Rakyat”. Harry mengaitkan tentang penganggaran keuangan negara dengan kesejahteraan rakyat dengan mengkaji teori-teori mengenai kesejahteraan sosial, teori anggaran dan teori auditing.

Mantan Ketua BPK RI mencontohkan, penyusunan UU tentang APBN tahun 2011 baru memasukkan penurunan angka kemiskinan sebagai indikator utama. Berlahan namun pasti indikator itu terus diperbaiki pada UU APBN 2012, 2013, 2014 dan 2015 yang memasukkan indikator kesejahteraan di dalamnya.

“Indikator yang saya sebut kesejahteraan itu adalah berkurangnya angka kemiskinan, berkurangnya tingkat pengangguran, berkurangnya angka rasio gini, dan meningatnya indeks pembangunan manusia (IPM),” jelas Harry.

Harry juga menonjolkan tentang audit kinerja pengelolaan keuangan negara. Audit yang menitik beratkan pada alokasi keuangan negara yang semakin besar mampu mempengaruhi peningkatan kesejahteraan yang semakin besar.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI