KOTA GORONTALO, Humas – Untuk mengkampanyekan Perlindungan Hak Pilih, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mendatangi kantor Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Rabu (17/10/2018). Kedatangan Rusli bersama istri Idah Syahidah itu untuk memastikan nama keduanya telah terdaftar sebagai wajib pilih pada Pemilu 2019 nanti.
Kampanye tersebut merupakan gerakan nasional untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak pilih. Masyarakat diminta secara sadar dan sukarela mendatangi kantor lurah atau desa setempat untuk mengecek data diri masing-masing.
“Ini saya harapkan menjadi contoh bagi saya, pimpinan daerah di kabupaten/kota dan seluruh masyarakat di Provinsi Gorontalo untuk mengecek data diri di tempat masing-masing. Pastikan bahwa anda sebagai wajib pilih terdaftar dan berhak memilih pada Pemilu 2019 nanti,” jelas Rusli.
Terkait dengan 30.000 warga Gorontalo yang terancam dihapus dari Daftar Pemilih Tetap (DPT), Gubernur Rusli berjanji akan memerintahkan Dinas PMD-Dukcapil untuk memaksimalkan proses perekaman data e-KTP. Pihaknya tidak ingin banyak warga yang kehilangan hak pilih hanya karena belum memiliki e-KTP.
“Saya kaget soal itu. Langkah saya, akan mengundang Kadis PMD-Dukcapil untuk segera mengambil langkah agar warga saya ini segera terekam e-KTP. 30 Ribu orang itu cukup banyak, tinggal tambah 10 Ribu sudah jatah 1 kursi untuk DPD RI,” ujar Rusli.
Gerakan Melindungi Hak Pilih (GMHP) ditandai dengan pengecekan data diri di papan pengumuman kelurahan. Gubernur Rusli dan istri Idah Syahidah juga berfoto di foto booth GMHP sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan tersebut.
Gubernur Rusli bersama istri terdaftar di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo bersama dua anaknya Alham Prasogo Habibie dan Siti Maharani Habibie. Di kelurahan tersebut terdapat 3024 pemilih yang tersebar di 13 TPS untuk Pileg dan Pilpres 2019 nanti.
Pewarta: Isam