Gubernur Gorontalo Serahkan Sertifikat Tanah ke BNN

Kepala BNN Pusat Komjenpol Heru Winarko (kiri) disaksikan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kanan) menandatangani berita acara serahterima sertifikat tanah dari Pemprov Gorontalo bertempat di kantor BNN Pusat, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018). Tanah yang berlokasi di Jl. Sapta Marga Kel. Botu, Kecamatan Dumbo Raya itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan kantor BNN Provinsi Gorontalo yang permanen. (Foto: Humas BNN).

JAKARTA, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyerahkan sertifikat tanah kepada Kepala Badan Narkotika Nasonal (BNN) Komjenpol Heru Winarko didampingi Sestama BNN Sistersins Mamadoa.

Penyerahan sertifikat yang ditandai dengan penandatangan berita acara tersebut berlangsugn di kantor BNN Pusat, Jl. MT Haryono, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018). Kedatangan Gubernur Rusli didampingi Kepala BNN Provinsi Gorontalo Oneng Subroto, Asisten Bidang Administrasi Iswanta, Plt. Karo Humas dan Protokol Rifli Katili Serta Kabid Tata Ruang PU-PR Sultan Kalupe.

Sertifikat tanah seluas lebih kurang 1 hektar tersebut diharapkan dapat dipergunakan BNN untuk membangun kantor BNN Provinsi Gorontalo yang permanen. Mengingat selama ini eksistensi BNN sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba di daerah.

“Sertifikat tanah kita hibahkan ke beliau yang selama ini hanya ngontrak dan pindah-pindah, padahal hadirnya BNN sangat kita butuhkan baik pencegahan maupun pemberantasan narkoba di Gorontalo,” ujar Gubernur Rusli saat diwawancara usai pertemuan.

Kepala BNN Pusat Komjenpol Heru Winarko memperlihatkan 100 jenis psikotropika kepada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Jumat (14/9/2018). Diharapkan jenis-jenis narkoba tersebut banyak beredar dan belum banyak diketahui oleh masyarakat dapat disosialisasikan di Gorontalo. (Foto: Humas BNN).

Pada pertemuan tersebut, Gubernur Rusli diperlihatkan tentang modul 100 jenis-jenis psikotropika yang saat ini beredar di masyarakat. Diharapkan modul tersebut dapat disosialisasikan kepada masyarakat melalui sekolah dan pertemuan informal lainnya.

“Ini narkoba sangat berbahaya. Tadi diceritakan beliau, harga narkoba dari vietnam per gram itu hanya Rp40 Ribu, sampai di Indonesia jadi Rp 2 Juta lebih. Tidak heran jika bisnis barang haram ini tumbuh subur,” imbuh Rusli.

Rusli bersyukur bahwa peredaran narkoba di Gorontalo semakin menurun setiap tahun. Tahun 2015 lalu Gorontalo disebut-sebut berada di urutan 5 pengguna narkoba terbesar di Indonesia, namun tahun 2017 data tersebut menurut berada di urutan 29 dari 34 provinsi.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI