
KOTA GORONTALO, Humas – Monumen Nani Wartabone yang terletak di nol kilometer Kota Gorontalo kini semakin cantik dengan kehadiran dua alat utama sistem pertahanan (alusista) milik TNI Angkatan Darat. Satu unit tank jenis FV601 Saladin dan satu unit panser jenis AMX-13 APC dipajang di lapangan Taruna Remaja berdampingi dengan patung pahlawan nasional tersebut.
Monumen yang diberinama Tilongolo Nani Wartabone itu diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono, Rabu (12/9/2018). Tilongolo diambil dari bahasa Gorontalo yang berarti senjata/tank/panser.
“Angkatan Darat sudah melaksanakan moderenisasi alutsista. Jadi ibaratnya kalau dalam sejarah, ini adalah sesepuh-sesepuh kita yang sudah berjasa dan ikut berjuang membawa nama besar TNI Angkatan Darat,” kata jenderal TNI Mulyono.
Jenderal bintang empat ini berharap kehadiran alutsista dapat melengkapi nilai sejarah perjuangan Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo untuk mengusir penjajah. Monumen tersebut juga diharapkan dapat menjadi saran edukasi dan inspirasi generasi muda bangsa.
“Pak Nani Wartabone adalah pejuang asli Gorontalo yang pantas dibanggakan. Dalam usia muda, beliau punya cita-cita untuk memerdekakan Gorontalo, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Dalam usia tua beliau masih turun berjuang menumpas gerakan Permesta di Gorontalo,” imbuh jenderal yang pernah bertugas di Batalyon 713 Satyatama Gorontalo itu.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie atasnama pemerintah dan masyarakat mengucapkan terima kasih atas kepercayaan TNI memilih Gorontalo sebagai lokasi pembangunan monumen. Ia menilai proses tersebut berjalan cepat sejak surat permohonan gubernur dikirim ke Jakarta.
“Alhamdulillah tepat dua minggu saya berkirim surat, maka pansernya sudah ada di sini seperti yang kita lihat sekarang. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada pak KASAD bersama ibu yang menurut saya pulang kampung. Ibu putri asli Gorontalo dan pak KASAD pernah bertugas di sini sampai pangkat kapten,” terang Rusli.
Tank FV601 Saladin merupakan tank produksi Alvis, Inggris tahun 1954 dan sudah berjasa untuk berbagai operasi di Indonesia seperti penumpasan G30S/PKI, perebutan Timor-Timur dan pengamanan rusuh Jakarta 1998. Tank dengan konfigurasi 6×6 ini memilik berat 11.600 kg, panjang 4,93 meter, lebar 2,54 meter dan tinggi 3 meter.
Panser AMX-13 APC merupakan produksi prancis tahun tahun 1952. Tank APC kelas ringan ini memiliki berat 15 ton dan mampu mengangkut 3 orang plus 10 personil. Beberapa jasa AMX-13 di antaranya pernah digunakan untuk penumpasan DI/TII tahun 1962, penumpasan G30S/PKI tahun 1965 dan operasi Seroja tahun 1975.
Pewarta: Isam