KOTA GORONTALO, Humas – Komunitas mualaf Gorontalo yang baru sajah dibentuk, meminta Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Idah Syahidah sebagai pembina dalam komunitas mereka. Hal ini dilihat dari kehadiran Istri Gubernur Gorontalo ini, pada saat pengajian rutin yang mereka gelar disalah satu rumah anggotanya, yang berlokasi di perum Balinda Bakti Kota Gorontalo, Jumat, (7/9/2019)
Usai melaksanakan pengajian bersama, Idah mengatakan ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa baginya. Jika sebelumnya ia hanya diminta untuk menjadi pembina dalam hal hal urusan keorganisasian kali ini berbeda. Dimana ia harus bisa membimbing dan mengayomi komunitas mualaf ini untuk lebih mengetahui islam lebih mendalam
“Ini berbeda, ini urusan agama. Saya rasa bahkan saya belum pantas menjadi pembina mereka. Memang saya dari kecil sudah beragama islam, namun saya lihat mereka sudah jauh lebih hebat dari saya dalam hal membaca alquran. Tetapi karena kepercayaan ini telah diberikan kepada saya, mari kita semua belajar bersama,” kata Idah
Idah menambahkan dengan hadirnya komunitas mualaf di Gorontalo ini bisa menjadi tauladan bagi komunitas komunitas lain. Dimana dengan keterbelakangan mereka yang awalnya bukan seorang muslim tetapi akhirnya mendapat sebuah hidayah untuk memeluk agama islam, membuktikan bahwa mereka layak untuk diperhatikan keberadaanya.
“Ini unik karena biasanya kan kalau mualaf itu tidak ada komunitasnya sendiri sendiri sajah, tapi sekarang ada. Bahkan mereka kompak, mereka mampu membentuk sebuah komunitas yang didalamnya sungguh terasa kekeluargaannya dan kekerabatannya,” tambah Idah
Untuknya Istri Gubernur Gorontalo ini berharap komunitas yang baru beranggotakan 25 orang ibu ibu majelis ini bisa terus bertambah. Karena menurutnya di Gorontalo sendiri yang disebut serambih madinnah ini, pasti masih banyak mualaf mualaf lain yang belum bergabung
“Saya harapkan lebih banyak lagi mualaf yang bergabung disini. Kegiatan ini sangat positif sekali, mereka menggelar pengajian rutin, berbagi dengan anak anak panti asuhan, mereka juga sering berdialog tentang keagamaan. Ini luar biasa, ditengah zaman modernisasi tapi kita masih tetap memelihara rasa religius kita,” tandasnya
Komunitas mualaf ini terdiri dari perempuan perempuan yang sudah berumah tangga, mereka sebelumnya berasal dari berbagai daerah yang di Sulawesi Utara. Hadir dalam pengajian tersebut anak anak panti asuhan Nurul Budi.
Pewarta : Echin