KOTA GORONTALO, Humas – Istri Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie, mendirikan sebuah yayasan bagi anak-anak dibawah umur yang terlibat masalah hukum. Idah yang juga sebagai Ketua Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Gorontalo ini mengungkapkan yayasan ini sudah lama dibentuk akan tetapi pada kepengurusan pertama mengalami masalah maka sesuai peraturan dirubah kembali
“Awalnya namanya itu JISCARE, yang artinya Jadikan Indonesia Sehat Peduli. Tetapi kepengurusannya mengalami hambatan, makannya saya ganti. Rencananya saya mau ganti namanya menjadi Ummu Syahidah, karena memang ini yayasan pribadi saya sendiri, dana saya senidiri tanpa bantuan pemerintah jadi menggunakan nama pribadi saya rasa tak masalah asal berguna bagi anak -anak yang memiliki masalah hukum,” kata Idah disela sela sosialisasi Penyediaan Sarana dan Prasaranan Publik yang Responsif Gender dan Ramah Anak yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan P3A Provinsi Gorontalo, Selasa, (28/8/2018).
Idah menjelaskan ia membentuk yayasan ini karena sebagai Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo ia merasa terpanggil,di Indonesia khususnya Provinsi Gorontalo akhir – akhir ini masalah Anak Bermasalah Hukum (ABH) semakin rumit saja, karena tidak hanya menyangkut pada anak yang menjadi pelaku namun juga yang sebagai korban maupun saksi atas pelanggaran hukum.
“Saya menganggap setiap anak meskipun dia sedang bermasalah dengan hukum, namun mempuyai hak untuk diperhatikan atau melanjutkan pendidikan sekolahnya. Saya sangat prihatin melihat anak-anak dibawah umur harus dipenjara, padahal mereka tidak harus berada ditempat tersebut meskipun mereka telah melanggar hukum. Karena bagi saya, semua anak itu baik dan pintar hanya mereka belum mempunyai kesempatan maupun lingkungan yang baik atau pun belum mendapatkan perhatian penuh dari orang tua,”tutur Idah.
Untuknya dengan adanya yayasan ABH ini, Idah berharap agar mendapat dukungan dari seluruh masyarakat sebab ini merupakan bentuk kepedulian kepada anak-anak yang memiliki kesempatan mengambil alih kepemimpinan masa depan di Provinsi Gorontalo
“Walau ini saya danai sendiri, tetapi saya mengajak beberapa pihak bekerja sama ada dari psikolog, ada kepolisian, ada juga dari kejaksaan dan pamer hati lainnya. Jadi mereka kan tahu anak-anak ini terjerit kasus apa jadi tergantung salahnya jika tidak berat kita bebaskan bersyarat. Tujuan saya yang paling utama adalah ingin menunjukan bahwa di Gorontalo ada sebuah lembaga yang bisa menyelamatkan anak bangsa,” tandasnya.
Terkait yayasan ABH ini, ada beberapa program untuk pembinaan antara lain pendidikan, kesehatan dan pembinaan sosial. Mengenai permasalahan anak yang akan di rehabilitasi, yayasan ini hanya menerima anak – anak yang bermasalah hukum terkait penganiyayaan, pencabulan, kekerasan dan pencurian. Sementara untuk kasus penyalahgunaan narkoba yayasan ini belum menerima.
Pewarta : Ecin