JAKARTA, Humas -Pihak Kementrian Perhubungan (Kemenhub RI) akan melakukan review atau kaji ulang terkait dengan master plan Bandara Udara Djalaluddin. Kaji ulang itu diharapkan bisa mempercepat rencana pemanfaatan Bandara Djalaluddin sebagai bandara Embarkasi Haji Penuh sekaligus menjadi bandara internasional.
Hal tersebut terungkap dalam rapat yang dihadiri oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan Kadis Perhubungan Jamal Nganro bertempat di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (13/8/2018). Rusli diterima oleh Sekjen Kemenhub Joko Sasono beserta para pejabat tinggi lainnya.
“Ada beberapa poin yang saya sampaikan, salah satunya agar bandara Djalaluddin Gorontalo dapat dijadikan embarkasi haji penuh. Tentu ini berkaitan dengan status bandara yang harus ditingkatkan menjadi Bandara Internasional. Alhamdulillah pak Sekjen mengakomodir dan saat ini sedang merview master plan bandara,” terang Gubernur Gorontalo Rusli Habibie usai pertemuan.
Review master plan itu memuat rencana jangka panjang pengelolaan bandara. Salah satunya menambah panjang dan lebar landasan sesuai dengan standar internasional. Landasan Djaluddin saat ini baru memiliki luas 2500×45 meter yang seharusnya berada pada angka 3000×60 meter.
“Peningkatan status juga penting untuk meningkatkan destinasi wisatawan manca negara. Hal ini untuk mendorong program unggulan pemprov kita salah satunya yakni pariwisata yang mendunia,” imbuh Gubernur Gorontalo dua periode itu.
Selain meningkatkan status bandara Djalaluddin, gubernur juga meminta agar anggaran pembangunan bandara perintis Pohuwato dapat terus dimaksimalkan dengan dukungan pemerintah daerah. Pemprov Gorontalo juga sudah menganggarkan 30 Milyar Rupiah untuk akses jalan masuk serta pembebasan lahan dari Pemda Pohuwato.
“Saat ini tinggal menunggu usulan penurunan status lahan yang sebagian masuk sebagai hutan lindung di Kementrian Lingkungan Hidup. Dari Kemenhub sendiri tahun ini menganggarkan 22 Milyar Rupiah untuk pekerjaan landasan pacu,” terang Kadis Perhubungan Jamal Nganro menambahkan.
Pewarta: Isam