Penjual Ikan Direlokasi, Pedagang Pasar Sabtu Sepi Pembeli

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kanan) berbincang dengan salah seorang pejual rempah-rempah di Pasar Sabtu, Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, Sabtu (4/8/2018). Sejumlah pedagang di lokasi tersebut mengeluhkan sepinya pembeli setelah para penjual ikan direlokasi ke seberang jalan di samping lokasi pasar. (Foto: Salman-Humas).

KOTA GORONTALO, Humas – Pedagang Pasar Sabtu di Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo mengeluhkan sepinya pembeli sejak para penjual ikan direlokasi dari lokasi pasar. Mereka kini berjualan di seberang jalan yang tepat berada di samping pasar.

Menindaklanjuti keluhan tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie didampingi istri Idah Syahidah dan sejumlah pimpinan OPD turun blusukan ke pasar tersebut, Sabtu (4/8/2018). Gubernur Rusli banyak mendengarkan aspirasi dari para pedagang.

“Sejak penjual ikan direlokasi ke sebelah, dagangan kami jadi sepi pak. Kami di sini para penjual sayur, rempah-rempah dan barang harian jadi sulit berdagang. Kalau dulu orang yang beli ikan bisa sekalian beli sayur dan rempah-rempah tapi sekarang tidak lagi,” kata salah seorang pedagang.

Relokasi penjual ikan berawal dari pemilik tanah di seberang pasar yang mengontrakkan lahan mereka kepada para pedagang. Tanah tersebut awalnya hanya diperuntukkan untuk penjual pakaian bekas yang biasa berjualan di dalam pasar.

Belakangan relokasi tersebut berlanjut dengan menarik para pedagang ikan ke lokasi yang baru. Sejumlah pedagang mensinyalir bahwa pemindahan tersebut tanpa ada sosialisasi dan sepengetahuan dari Pemkot Gorontalo selaku pengelola pasar.

Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo Idah Syahidah (kanan) menyempatkan membeli sayur saat mendampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meninjau Pasar Sabtu di Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, Sabtu (4/8/2018). Idah membeli sayur kancang panjang satu kilogram dengan harga Rp20.000,-. (Foto: Salman-Humas).

“Itu tanah di seberang milik perorangan bukan aset Pemkot. Mereka mengontrakkan 4 Juta Rupiah per tahun untuk setiap meja. Kalau hanya (pedagang) pakaian bekas kami tidak masalah, tapi ini penjual ikan juga diajak ke sana,” kata seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan.

Menindaklanjuti berbagai keluhan tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berjanji akan segera menggelar pertemuan dengan pihak Pemkot dengan menghadirikan Wali Kota Marten Taha. Ia ingin mendapatkan masukan secara komprehensif dari semua pihak.

“Warga minta saya untuk ditinjau. Pertama karena pedagang ikan dipindah. Kedua karena drainasenya sudah tidak bagus. Tapi karena ini lahannya milik Pemkot maka hari Senin saya akan bicarakan dengan pak Wali Kota. Saya maunya rapatnya di lokasi pasar,” jelas Rusli usai peninjauan.

Menurut gubernur, masalah penataan pasar Sabtu harus dilihat dari berbagai sisi. Pasalnya pasar tersebut juga berada di kawasan eks Terminal Angkutan Darat 1942.  Bekas terminal tersebut rencananya akan dijadikan lokasi kantor wali kota yang baru.

“Apakah ini diperuntukkan untuk pasar atau tidak? Kalau memang untuk pasar kita tata dengan rapi, dan tahun depan kita anggarkan. Saya mendengar lokasi ini akan dijadikan kantor wali kota. Kalau memang begitu, tidak mungkin ada pasar seperti ini di belakangnya,” pungkasnya.

Pewarta: Isam-Humas

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI