Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku banyak terinspirasi dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah dalam mengusulkan rencana Pembangunan KEK Gopandang (Gorontalo, Paguyaman dan Kwandang) di Provinsi Gorontalo.
Hal itu disampaikan Rusli usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam kunjungan kerjanya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (20/4). Kunjungan di Palu melihat dari dekat progres investasi KEK Palu dan kuliah umum Airlangga Hartarto di depan mahasiswa Universitas Tadulako Palu.
“KEK Palu mampu menggerakkan ekonomi di daerah dengan nilai investasi Trilyunan Rupiah. Belum lagi mampu mendorong lahirnya industri dan penyerapan tenaga kerja. Potensi ini yang coba kami ikuti dengan mengusulkan KEK Gopandang di Gorontalo,” kata Rusli Habibie.
Sejak dua tahun terakhir, Pemprov Gorontalo sudah menseriusi usulan tersebut dengan melengkapi persyaratan dan menggelar presentasi di Kementrian Koordinator Bidang Ekonomi. Bahkan hingga tahun 2017 lalu, segala persyaratan telah terpenuhi termasuk penyediaan lahan dan revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi.
“Untuk tahap awal kami fokus pada Kawasan Industri Anggrek seluas 500 Hektar. Banyak potensi yang bisa kita kembangkan di Gorontalo Utara di antaranya potensi perikanan, kehutanan dan pertanian,” imbuhnya.
Usulan KEK Gopandang diakui mantan Bupati Gorontalo Utara tidak mudah. Selain penetapan KEK oleh pemerintah pusat sudah dilakukan, masalah menarik minat investor ke daerah bukan perkara yang gampang.
Selain KEK Palu, hingga tahun 2017 tercatat sudah ada 10 KEK di luar pulau Jawa yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu KEK Maloy Batuta, KEK Morotai, KEK Sorong, KEK Bitung dan KEK Mandalika.
Ada pula KEK Arun Lhoksumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Api-Api, KEK Tanjung Kelayang dan KEK Tanjung Lesung.
Pewarta/editor: Isam