Manajer PLN Gorontalo yang baru Edi Cahyono punya dua pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait dengan masalah kelistrikan di Provinsi Gorontalo. Pertama menyangkut percepatan pembangunan PLTU Angrek 2×25 Megawatt di kabupaten Gorontalo Utara serta masalah elektrifikasi (akses listrik masyarakat) di Gorontalo.
“Saya titip ke pak Edi agar pekerjaan rumah itu bisa segera tuntas. Selain mengawal pembangunan PLTU Angrek, masih ada beberapa desa di Gorontalo yang belum dialiri listrik,” terang Gubernur Rusli usai menerima Edi dan jajaran di Rumah Jabatan Gubernur, Senin malam (6/3).
Meski listrik Gorontalo-Sulut surplus sekitar 50 Megawatt, namun hal itu dinilai Rusli masih cukup rawan untuk terjadi pemadaman listrik. Sebab banyak pembangkit listrik diesel milik PLN berusia tua dan butuh perawatan. Belum lagi pertumbuhan pengguna listrik baru yang meningkat.
“Makanya butuh kerjasama dan komunikasi yang baik. Alhamdulillah sejauh ini jika ada pemadaman maka jadwal dan lokasi pemadaman tersosialisasi dengan baik,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Gubernur Idris Rahim saat menerima kunjungan Edi di Rumah Jabatan Wagub, Selasa (7/3). Wagub menilai, masalah pemadaman listrik masih kerap terjadi di Gorontalo dan dikeluhkan warga. Butuh komunikasi dan sinergitas semua pihak, paling tidak jadwal dan waktu pemadaman dapat tersosialisasi dengan baik.
“Kalau pemadaman listrik, saya sama pak gubernur yang jadi sasaran. Kami bahkan dimaki-maki rakyat kami sendiri. Tapi ya sudah begitulah resiko jabatan,” curhat Idris.
Edi Cahyono sebelumnya bertugas di Luwuk, Sulawesi Tengah. Sebagai manajer PLN yang baru, ia mencoba membangun komunikasi dengan pimpinan daerah termasuk unsur Forkopimda di Gorontalo. Ia berharap kerjasama yang telah terbangun selama ini dapat ditingkatkan untuk kinerja PLN yang lebih baik.
Pewarta: Ecyhin
Editor: Isam