Ruang kerja Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mendadak ramai, Kamis (1/2). Di ruang tunggu, belasan Camat dan Ayahanda (Kepala Desa) se-Batudaa, Kabupaten Gorontalo duduk rapi menunggu giliran untuk bertemu Gubernur. Mereka mengaku ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada orang nomor 1 di Gorontalo itu.
Rupanya kedatangan Camat dan Ayahda se-Batudaa ini untuk ‘curhat’ soal lokasi kantor Camat Batudaa yang mereka nilai sudah tidak layak lagi ditempati. Selain berhadapan langsung dengan pasar kecamatan, kantor tersebut sering banjir jika musim penghujan tiba.
“Sehingga itu kami bermohon agar kantor direlokasi. Kebutulan ada lahan kosong aset eks CWC (Perkebunan rakyat Coconut Working Center) yang tadinya kami kira lahan provinsi, kami minta dihibahkan ke Pemda Kabupaten Gorontalo untuk pembangunan kantor camat baru,” terang Camat Batudaa Fadli Poha.
Terkait dengan permintaan tersebut, Gubernur Gorontalo melalui Kadis Pertanian Muljady Mario menjelaskan bahwa tanah tersebut bukan milik pemerintah provinsi. Eks lahan perkebunan kelapa jaman Presiden Soeharto itu tercatat masih milik Kementrian Pertanian RI yang lama telah ditinggal kosong.
“Sehingga petunjuk pak Gubernur Rusli Habibie tadi, saya diminta untuk mengurus hibah dan penghapusan aset ke Kementrian Pertanian. Jika proses itu selesai dan sudah jadi milik provinsi, maka pak gubernur siap menghibahkan ke Pemda Gorontalo,” terang Kadis Pertanian Muljady Mario.
Meski begitu, lanjut kata Muljady, proses hibah tersebut akan butuh waktu yang cukup lama. Selain kepemilikannya ada di pusat, masalah penghapusan aset di era sekarang bukanlah perkara mudah dan cepat. Ia memastikan akan segera mengurus proses tersebut sesuai dengan kebutuhan yang disuarakan oleh para Camat dan Ayahnda se-Batudaa.
Pewarta/editor : Isam