Gorontalo – Ketua TP. PKK Provinsi Gorontalo Idah Syahidah mengungkapkan keprihatinannya atas munculnya kasus-kasus tindakan kekerasan kepada anak.
Idah saat memberikan materi tentang “Anti Kekerasan Kepada Anak” dihadapan peserta Justice Camp Fakultas Hukum Unisan di Aula Fakultas Hukum Unisan Gorontalo, Sabtu (13/1), mengungkapkan fakta, tak jarang beberapa anak yang menjadi korban kekerasan menjadi trauma hingga mereka ketakutan untuk bertemu bahkan melihat orang walaupun itu hanya sekejap saja dan cenderung mengurung diri.
“ Pemerhati anak menyadari, pelaporan kasus-kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di masyarakat adalah fenomena gunung es, yaitu yang terlihat hanya ujungnya sedangkan kasus yang terjadi seperti kaki dan badan gunung, yang tidak terlihat di bawah laut jauh lebih besar dari puncaknya,” ungkap Idah.
Idah yang juga merupakan Ketua Kwarda Provinsi Gorontalo memaparkan, kekerasan merupakan tindakan yang cenderung menyakiti orang lain berbentuk agresi fisik, agresi verbal dan kemarahan atau permusuhan. Kekerasan dapat terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di kenderaan umum, bahkan di dunia maya.
Menurutnya banyak hal yang membuat masyarakat memilih bungkam dari pada melaporkan kekerasan terhadap anak. Hal ini dikarenakan masih menganggap itu sebuah aib atau karena bergantung secara ekonomi kepada pelaku, tidak yakin apakah ada yang membantu, tidak tahu harus mengadu kemana atau memiliki sikap permisif atau tidak mau direpotkan dengan hal-hal tersebut.
“ Di Gorontalo terdapat banyak kasus kekerasan kepada anak entah itu kasus pembullian bahkan sampai kasus asusila kepada anak pun sering terjadi, hanya saja kasus ini tidak terekspose dan jarang dilaporkan,” ujar Idah.
Menurut Idah, menghadapi permasalahan kekerasan-kekerasan anak yang bak fenomena gunung es tersebut, yang perlu dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat adalah mendorong dan berusaha agar badan gunung es di laut terangkat sehingga dapat menghentikan penderitaan anak-anak yang sampai sekarang masih tersakiti tanpa diketahui oleh siapa pun.
“Dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan mengenai perlindungan anak dan anti kekerasan terhadap anak serta adanya P2TP2A sebagai tempat pengaduan kekerasan anak, diharapkan makin banyak laporan-laporan kasus kekerasan terhadap anak sehingga kekerasan terhadap anak ini dapat dicegah dan diminimalisir,” jelas Idah.
Idah menghimbau kepada orang tua, jika terjadi kekerasan kepada anak dalam lingkungan keluarga, agar tidak segan-segan dan ragu untuk melaporkannya sehingga tidak akan terjadi lagi kekerasan terhadap anak.
Istri Gubernur Gorontalo ini juga menghimbau kepada anak khususnya para generasi muda untuk senantiasa melakukan hal-hal yang positif, lebih kreatif dan mengembangkan skillnya masing-masing sehingga menjadi manusia yang berdayaguna dimasa yang akan datang.
Pewarta/foto : Burhan
Editor : Asriani