Gubernur Gorontalo Rusli Habibie membela istri PNS berbadan gemuk. Menurutnya, perubahan bentuk fisik tidak boleh dijadikan alasan perselingkuhan atau perceraian di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal tersebut dikemukakan Rusli saat memberikan pembinaan pada apel kerja awal tahun PNS di lingkup Pemprov Gorontalo, Rabu, (3/1).
“Lihat istri itu jangan yang sekarang. Coba sesekali buka album foto jadul. Lihat bagaimana kondisi kalian saat itu. Bagaimana isteri masih langsing dan cantik sampai kalian jatuh cinta,” terang Rusli diiringi tepuk tangan PNS perempuan.
Bagaimanapun juga, perubahan fisik perempuan kata Rusli, tidak lepas dari “dosa” suami. Belum lagi ketika hamil dan melahirkan anak, buah dari pernikahan suami-isteri. Jadi, alasan perceraian dan perselingkuhan karena bentuk fisik tidak dapat ia terima.
“Maitua (isteri) itu gode (gemuk) karena kitorang, laki-laki. Sudah memporak-porandakan ini isteri-isteri yang cantik-cantik”.
“Ma molingohu pak gub, ma mo lolohu tawu wewo. Padahal gara-gara yio boti ti maituwamu (sudah gemuk pak gub, saya mau cari lain. Padahal karena kamu juga isteri jadi begitu),” tegas Rusli dengan dialeg campuran Manado dan bahasa Gorontalo.
Oleh karena itu, ia berharap agar PNS yang ia pimpin tidak membuat perbuatan tercela yang dapat merusak reputasi diri dan citra pemerintah provinsi. Masalah miras dan narkoba juga menjadi sorotan gubernur dari partai Golkar itu.
Pada apel kerja tersebut, gubernur dua periode itu juga menekankan tentang tahun 2018 sebagai tahun penindakan disiplin. Menurutnya, sudah cukup lima tahun sebagai pembinaan pegawai. Ia berjanji tidak akan segan mencabut pembayaran Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dan atau pencopotan jabatan bagi PNS yang tidak patuh.
Pewarta/editor : Isam
Foto : Salman