GORONTALO – Akumulasi kasus HIV/Aids di Provinsi Gorontalo sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2001 hingga November 2017 telah mencapai 363 penderita. Dari penemuan kasus HIV/Aids pada tahun 2017 yang berjumlah 103 orang, 57 persen diantaranya ditularkan melalui perilaku seks tidak sehat, yaitu perilaku Lelaki Seks Lelaki (LSL).
“Penemuan kasus pada tahun 2017 ini paling banyak ditularkan lewat perilaku Lelaki Seks Lelaki sebanyak 57 persen, heteroseksual baik seks bebas maupun seks halal ada 33 persen, dan sisanya 10 persen ditularkan melalui waria,” ungkap Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim dalam sambutannya pada peringatan Hari Aids Sedunia yang diintegrasikan dengan peringatan Hari Bela Negara tingkat Provinsi Gorontalo tahun 2017 di halaman rumah jabatan Gubernur Gorontalo, Jumat (22/12).
Wagub Idris Rahim selaku Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Gorontalo menambahkan, jumlah pengidap HIV/Aids di Provinsi Gorontalo didominasi oleh laki-laki sebanyak 70 persen dan wanita 30 persen. Sementara berdasarkan kategori usia, umur 15-24 tahun yang umumnya pelajar dan mahasiswa mencapai 32,5 persen, umur 25-49 tahun sebanyak 62,5 persen.
Untuk memecah fenomena HIV/Aids yang ibaratnya fenomena gunung es, Provinsi Gorontalo ditargetkan oleh Kementerian Kesehatan dalam tiga tahun ke depan, minimal dapat memeriksa 117.858 orang pada populasi kunci atau beresiko, ibu hamil, penderita tubercolosis, dan populasi umum. Menindaklanjuti hal itu, pada peringatan Hari Aids Sedunia, KPA Provinsi Gorontalo melakukan sosialisasi dan tes HIV/IMS (Infeksi Menular Seks) di seluruh SKPD Provinsi Gorontalo dan instansi vertikal.
“Ada 42 instansi yang di tes HIV/IMS dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 6.371 orang. Dari hasil tes ada 4 orang yang perlu pemeriksaan lanjutan dan 1 orang laki-laki mengidap penyakit sipilis,” ungkap Idris.
Idris berharap, melalui kegiatan sosialisasi dan tes HIV/Aids yang gencar dilakukan oleh KPA Provinsi Gorontalo, dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang penularan HIV/Aids, sehingga secara dini masyarakat dapat menghindari perilaku yang beresiko terjangkit virus mematikan tersebut. Di samping itu Wagub juga mengingatkan sekaligus mengajak masyarakat Gorontalo khususnya kalangan generasi muda untuk bergaul secara sehat dan tidak terjerumus pada perilaku yang bertentangan dengan budaya dan ajaran agama, seperti halnya perilaku LSL.
“Fenomena LSL ini adalah tantangan bagi pemerintah, orang tua, dan masyarakat untuk lebih memberi perhatian, mendidik, dan menanamkan nilai-nilai budaya dan agama kepada anak-anak kita, agar mereka tidak terjerumus pada perilaku negatif tersebut,” pungkas Idris.
Pewarta/Editor : Haris
Foto : Haris