HUT Provinsi Gorontalo ke-17,  Pemprov Jaga ke-Gorontalo-an

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kanan) menyerahkan batik motif Gorontalo kepada Wakil Gubernur Idris Rahim pada rangkaian puncak HUT Provinsi Gorontalo ke-17, Selasa (5/12). Motif batik Gorontalo memiliki keunikan karena berorientasi pada kultur yang sudah mengakar di Gorontalo seperti tampibala (ruang adat), tambio-tambio (kembang, corak, motif adat), dan pahangga (sejenis tiang untuk pesta adat). Warna pada batik juga hanya mengenal empat warna adat yakni kuning, hijau, ungu dan merah.

Ada momen menarik saat puncak perayaan HUT Provinsi Gorontalo ke-17 yang berlangsung di Gedung DPRD, Selasa (5/12). Tidak seperti biasanya perayaan HUT ‘hanya’ diisi oleh rapat Paripurna DPRD, namun kali ini diawali dengan peluncuran beberapa program dan proyek pemerintah provinsi.

Selain penandatanganan prasasti pekerjaan fisik, ada juga peluncuran motif batik Gorontalo hasil desain SMKN 4 Gorontalo dan peluncuran kamus praktis bahasa Gorontalo. Hal ini sengaja digelar untuk menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi Gorontalo di tengah perkembangan arus teknologi informasi yang semakin pesat.

Batik Gorontalo di desain berorientasi pada kultur yang sudah mengakar di Gorontalo seperti tampibala (ruang adat), tambio-tambio (kembang, corak, motif adat), dan pahangga (sejenis tiang untuk pesta adat). Warna pada batik juga hanya mengenal empat warna adat yakni kuning, hijau, ungu dan merah.

“Selama ini hampir di setiap daerah punya motif batik sendiri. Oleh karena itu, tim pengkaji yang terdiri dari akademisi, seniman dan budayawan, kita bersepakat untuk membuat motif batik sendiri dengan ciri khas budaya Gorontalo,” terang Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora), Weni Liputo.

Begitu pula dengan Buku Praktis Percakapan Berbahasa Gorontalo yang dirilis oleh Dikbudpora. Buku ini berisi tentang percakapan umum yang di bahasa Gorontalo-kan. Seperti percakapan untuk memperkenalkan orang, percakapan pekerjaan, pekerjaan bapak mantu dan anak mantu, percakapan di pasar, percakapan guru dan murid serta yang lainnya.

“Buku ini cocok untuk pembelajaran bagi anak anak saat ini yang cenderung sudah lupa dengan bahasa daerahnya sendiri. Atas ide bapak gubernur, maka kami bekerjasama dengan UNG melalui bapak Karmin Baruadi, Nani Tuloli dan saya sendiri untuk menyusun buku praktis ini,” imbuh Weni.

Pada kegiatan yang sama juga diluncurkan pemanfaatan Kartu “NKRI Peduli” yang bekerjasama dengan BRI sebagai operator kartu non tunai tersebut. Kartu itu rencananya akan dibagikan kepada 35 Ribu KK Miskin Gorontalo tahun 2018 nanti. Mereka akan mendapatkan manfaat berupa sembako senilai seratus ribu per bulannya dalam bentu barang.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie juga meluncurkan single terbarunya yang dipersembahkan untuk daerah. Lagu berjudul “aku ada hanya untukmu” berkisah tentang kecintaan dan pengabdiannya untuk Gorontalo.

Pewarta/editor : Isam

Foto : Salman

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI