Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengeluarkan dua ‘jurus’ sakti untuk memerangi kerusakan lingkungan di Provinsi Gorontalo. Menurutnya, dua langkah ini lebih konkrit dalam hal pelestarian lingkungan bila dibadingkan dengan aksi tanam pohon yang digelar oleh pemerintah daerah yang cenderung bersifat seremonial.
“Seremonial yang kita tanam-tanam ini, yaa Insya Allah bisa dipelihara. Saya takut begitu pulang, pak Direktur pulang ke Jakarta, (pohon yang ditanam) ini sudah jadi santapan kambing dan sapi”, kritik Rusli saat menghadiri acara penanaman 3500 pohon oleh Kementrian PU di sekitar Bendung Paguyaman, kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, Selasa (28/11).
Terkait dengan masalah kerusakan lingkungan, Rusli punya alternatif lain. Pertama, ia akan berkoordinasi dengan Kapolda Gorontalo dan Dandim untuk menertibkan aktivitas penambangan dan penebangan pohon di hulu Bendung Paguyaman. Menurutnya, aktivitas penggundulan hutan dan bukit di hulu sungai harus segera dihentikan.
Kedua, Rusli meminta kepada dinas terkait untuk menghentikan izin penggunaan lahan di atas bukit yang kemiringan lerengnya di atas 30 persen. Rusli bahkan meminta kepada Dinas Pertanian untuk tidak lagi memberi bantuan benih jagung gratis bagi Calon Petani Calon Lahan (CPCL) yang berada di bukit dengan kemiringan di atas 30 persen.
“Sebagai peggantinya, coba tolong pak camat (Wonosari dan Asparaga) cari siapa pemilik lahan di atas bukit ini dan tolong buat kelompok. Mereka diminta membuat terasering sendiri dan ditanami pohon keras semisal Lamtoro dan lain lain. Kami akan berikan bantuan kambing etawa. Tahun 2018 kami sudah siapkan anggarannya, muhan-mudahan di setujui DPRD”, imbuhnya.
Rusli mengaku sedih dengan kondisi air di Bendung Paguyaman. Selain airnya yang berwarna kecokelatan, bukit di sekitar bendung juga sudah gundul akibat pembukaan lahan. Di periode keduanya sebagai gubernur, Rusli akan fokus pada pelestarian lingkungan sebagai satu dari delapan program prioritas pemerintah daerah.
Pewarta/editor : Isam
Foto : Salman