Berlaku November, Gubernur Minta ASN Konsumsi Panganan Lokal

 

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menginstruksikan agar setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk membudayakan konsumsi panganan lokal dalam setiap kegiatan pemerintahan. Penegasan tersebut disampaikan Rusli saat member sambutan pada Sidang Paripurna DPRD Provinsi Gorontalo, Selasa malam, (23/10).

 

Rusli merasa prihatin, selama ini ia menilai aktivitas pemerintahan lebih banyak diwarnai dengan konsumsi buah buah impor seperti jeruk dan apel. Selain itu makanan berupa nasi putih tinggi karbohidrat dan lauk berkolesterol tinggi menurutnya harus segera ditinggalkan diganti dengan makanan lokal yang lebih sehat.

 

“Saya mohon kepada pak ketua (DPRD) dan rekan rekan (anggota dewan). Saya mempunyai program mendorong panganan lokal. (Panganan lokal) sudah ada perdanya. Saya mohon setiap rapat rapat resmi baik eksekutif dan DPRD harus menggunakan panganan lokal yang sehat. Jagung rebus, batata (ubi jalar) kasubi (singkong) dan lain lain,” terang Rusli diiring tepuk tangan hadirin.

 

Selain untuk menjaga kesehatan, mendorong panganan lokal menurut gubernur dua periode itu penting agar menggairahkan para petani dan pejual panganan daerah. Ia meminta kebijakan ini agar segera diterapkan awal November 2017 nanti.

 

“Agar para penjual bahan baku ini sejahtera. Saya lihat di Pasar Tua dan pinggiran jalan sudah banyak yang jual. Ketika saya tanya ternyata itu produk Gorontalo. Oleh karena itu mari kita bantu sejahterakan mereka,”imbuhnya.

 

Provinsi Gorontalo sendiri sejak tahun 2015 sudah memiliki Perda No. 3 tahun 2015 tentang Pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo. Perda ini selain mengatur tentang pembelajaran ilmu gizi berbasis makanan khas Gorontalo dalam setiap satuan pendidikan formal, juga mewajibkan konsumsi menu khas daerah pada setiap acara formal dan informal.

 

 

Pasal 7 ayat 1 Perda No. 3 Tahun 2015 menyebutkan dalam upaya peningkatan pengembangan bahan makanan berbasis pangan lokal, maka penyelenggara makanan pada kegiatan formal maupun informal yang menyediakan menu makanan wajib menyediakan menu makanan khas Gorontalo disamping menu khas lainnya.

 

Perda tersebut juga merinci berdasarkan kelompok makanan yang menjadi makanan khas Gorontalo. Untuk makanan pokok ada 15 menu makanan pokok dengan bahan utama yang digunakan adalah jagung, sagu, singkong, ubi jalar dan beras. Di antaranya Bajoe, Balobinthe, Bilinthi, Binthe biloti, Binthe Lo Putungo serta Kasubi Ilahe.

 

Terdapat 20 jenis menu lauk pauk MTG yang terinventaris sementara dan ada 15 menu atau 75% yang bahan dasarnya berasal dari perairan (ikan dan udang), yang lainnya dari daging seperti daging ayam, sapi/kerbau ataupun kambing. Di antaranya Bilenthango, Biluluhe Lo Hele, Dabu-dabu Lo sagela, Perekedede Lo Kasubi dan Ilahe lo Tola

 

Menu sayuran MTG yang terinventaris sementara berjumlah 10 menu. Semua menu ini menggunakan bahan sayur segar yang berasal dari lokal dan juga terdapat di daerah lainnya di Indonesia seperti terong, daun pepaya, daun singkong, kangkung, pakis, kacang panjang, bunga pepaya, ketimun suri, labu, dan jantung pisang.

 

Beragam kue dimiliki oleh masyarakat Gorontalo. Menurut pendapat dari beberapa orang Gorontalo (umur mereka saat diwawancarai antara 65- 90 tahun) bahwa sesungguhnya jenis makanan ini tidak ada yang terbuat dari terigu tetapi pada umumnya menggunakan jagung, singkong, ubi jalar, pisang, dan beras atau tepung beras. Ada 35 menu kue yang terinventaris sementara, dan ada pula MTG yang telah dikenal secara nasional diantaranya kukisi karawo/kerrawang, Aliyadala, Apam Bale, Apangi, Lalamba dan Bajoe.

 

Pewarta/editor : Isam

Foto : dok. Biro Humas & Protokol

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI