Gubernur Larang Pemanfaatan Lahan Diatas Kemiringan 30 Derajat

Gubernur Rusli Habibie (kiri), meninjau kawasan bukit Hati-Hati di Kab. Boalemo

 

GORONTALO – Saat kunjungan kerjanya ke Kabupaten Boalemo, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengeluarkan kebijakan yang melarang petani memanfaatkan lahan dengan kemiringan sekitar 30 derajat untuk lahan pertanian.

“Tadi (red-hari ini) saya bersama rombong dan juga pak Bupati Boalemo, meninjau kawasan bukit hati-hati di desa Salilama, Mananggu. Dimana memang daerah ini rawan longsor tapi kami melihat masih ada petani yang menanam jagung dan juga kelapa disini. Ini bahaya, jadi saya tegaskan jangan sampai ditanami lagi,” kata Rusli saat melakukan bakti sosial dan juga penyerahan bantuan kepada masyarakat di Kabupaten Boalemo, Selasa (12/9).

Gubernur melanjutkan, ia mengapresiasi semangat dan kemauan petani jagung dan kelapa yang ada di Boalemo untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan lahan yang tidak terpakai, tapi harus diperhatikan juga keseimbangan alam.

“Pada musim tanam bulan Oktober mendatang, pemerintah sudah menyiapkan bibit gratis. Namun kami tidak akan memberikan bibit kepada petani yang memanfaatkan lahan dengan kemiringan di atas 30 derajat,” tegasnya.

Rusli menjelaskan, ini bukan bermaksud tidak memberikan keadilan kepada petani Gorontalo khusunya yang ada di Boalemo, akan tetapi pemerintah dan masyarakat perlu menjaga keseimbangan alam untuk pelastarian lingkungan sekitar. Ia mengaku sudah banyak para ahli pertanian menyarankan untuk tidak lagi memanfaatkan lahan perbukitan yang kemiringanya sudah di atas 30 derajat, kecuali digunakan sistem terasering.

“Jadi saat penyaluran bibit dan pupuk gratis, akan diverifikasi lagi petani pemilik lahan. Kalau diatas kemiringan 30 derajat, maka dia harus menggunakan sistem terasering. Jika tidak, bibit dan pupuk tidak akan dibagikan,” jelasnya.

Gubernur dua periode ini pun menambahkan, jika para perani mampu mengembangkan sistem terasering, maka pemerintah justru akan sangat mendukung langkah tersebut, dan akan memberikan bibit pohon keras untuk menahan laju erosi.

Ia pun memberikan solusi jika memang petani tidak menggunakan sistem terasering, bantuan yang akan diberikan kepada petani diganti dengan bibit ternak kambing, agar mereka bisa tetap ada penghasilan.

“Bibit jagung kita tidak berikan namun diganti dengan ternak. Sebagai Gubernur langkah yang terbaik akan saya tempuh untuk mendapatkan solusi bagi para petani,” tutupnya.

Pewarta : Ecin
Editor : Haris
Foto : Salman

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI