Presiden ke 3 RI Siap Bawa UBJH Mendunia 

Presiden ke 3 Indonesia BJ. Habibie, Gubernur Gorontalo, Rektor UNG dan jajaran Pemprov Gorontalo foto bersama usai melaksanakan pertemuan

 

JAKARTA – Proses perubahan nama Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadi Universitas Bacharuddin Jusuf Habibie (UBJH) terus berlangsung. Setelah melakukan rapat senat beberapa waktu lalu dengan memutuskan menggunakan nama BJ Habibie sebagai nama kampus merah maron (sebutan UNG, red) yang baru, para anggota Senat UNG dipimpin Rektor UNG Prof Dr Syamsu Qamar Badu bersama Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan jajaran Pemprov Gorontalo melakukan pertemuan dengan Prof.Dr.BJ Habibie di kediaman BJ Habibie, Jl.Patra Kuningan XIII, Jakarta, Senin (4/9).

Ada 22 anggota rombongan dari UNG, terdiri dari 10 profesor, seluruh dekan, dan direktur pascasarjana. Sementara dari Pemprov Gorontalo, dihadiri Sekda Provinsi Prof Winarni Monoarfa dan sejumlah pimpinan SKPD. Para Bupati dan Walikota juga hadir dalam pertemuan yang berlangsung di aula perpustakaan Habibie & Ainun.

Rektor UNG Prof Syamsu Qamar Badu dalam pertemuan itu memaparkan kondisi UNG, sejak berdiri dengan status junior collage pada tahun 1963 hingga berubah menjadi STIKIP, IKIP, UNG dan kini rencana perubahan nama kampus. Dimana menurut Rektor dua periode itu, UNG memiliki visi Leading University dalam Pengembangan Kebudayaan dan Inovasi, membutuhkan lompatan besar. Salah satu yang dilakukan dengan mengubah nama kampus dan mengabadikan nama Presiden RI ke tiga, yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi era Soeharto, sebagai nama kampus tertua di Gorontalo.

UNG kata Prof Syamsu Qamar Badu sangat berharap Prof BJ Habibie tetap merestui namanya digunakan sebagai nama kampus. Seperti diketahui pada tahun 2014 lalu, usulan pengubahan nama kampus sudah disampaikan UNG ke Prof BJ Habibie. Prosesnya kembali berlanjut saat ini. Menurut Prof Syamsu Qamar Badu, dengan visi yang ada, UNG harus membuka kerjasama internasional, bersama perguruan tinggi di luar negeri. Langkah ini sebetulnya sudah melakukan bersama beberapa universitas di luar negeri, seperti Jepang, China, Thailand dan Malaysia. Ia berharap dengan nama besar Prof BJ Habibie, UNG juga akan mendunia dan bisa melakukan kerjasama dengan universitas di Eropa dan Amerika.

Usulan  penggantian nama kampus, direspon positif Prof BJ Habibie. Dalam pertemuan itu, teknokrat kenamaan dunia yang selalu bangga mengaku orang Kabila, Gorontalo ini mengatakan, penggunaan namanya sebagai nama kampus merupakan kebijakan yang rasional, tidak memihak dan hanya mementingkan perkembangan SDM di Gorontalo. BJ Habibie menginginkan, agar kampus UBJH nanti, menjadi pusat pengembangan SDM terbarukan.

“Terbarukan artinya, mahasiswa dan lulusannya harus jadi terbaik dari yang sebelum-sebelumnya. Itu harus. Saya di tanya Jokowi (Presiden, red) soal itu. Kok pak Habibie sering sebut SDM Terbarukan. Karena kita harus terus berkembang,”ujar Prof BJ Habibie.

Ia mengatakan, SDM Gorontalo unggul. Dimana ada nama-nama besar yang asalnya dari Gorontalo.

“Ada H.B Jassin, Jus Badudu, Katili (Prof John Ario Katili), Tayeb Gobel, dan Habibie. Dari Gorontalo. BJ Habibie, akarnya dari Kabila,”ujar Prof BJ Habibie, kemarin.

Ia memastikan akan membawa kampus  peradaban ini mendunia, seperti apa yang diharapkan civitas akademika. Dengan nama besar yang ia miliki, ia yakin UBJH segera dapat bekerja sama dengan kampus-kampus di luar negeri, seperti Eropa dan  Amerika. Bahkan kata BJ Habibie, ia akan mengundang para duta besar seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Prancis dan Belanda untuk membangun networking pengembangan kampus kedepan. Juga dengan almamaternya, Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen, Jerman.

“Kenyataanya nenek moyang saya di Gorontalo. Ayah saya lahir di Gorontalo,”kata BJ Habibie.

Pengamalanya menjadi Meteri Riset dan Teknologi (Menristek) selama 20 tahun juga jelas akan mendorong UBJH lebih berkembang.

“Terimakasih telah merestui nama pak Prof Habibie untuk penggunaan nama kampus,”kata Direktur Pascasarjana UNG Prof Sarson Pomalato, kemarin.

Mendengar respon Prof BJ Habibie yang tak sekadar merestui namanya digunakan sebagai nama kampus, tapi juga akan bersama mengembangkan UBJH, Rektor UNG Prof Syamsu Qambar  Badu dan jajaran senat juga menyampaikan syukur dan terimakasih.

“Pada intinya beliau merestui penggunaan namanya sebagai nama kampus.Apalagi beliau bapak teknologi, tidak banyak orang tahu beliau juga ternyata bapak demokrasi,”ujar Prof Syamsu.

Lebih lanjut Prof Syamsu mengatakan, akan banyak keuntungan yang bisa dicapai dengan penggunaan nama BJ Habibie sebagai nama kampus yang baru, seperti kerjasama luar negeri makin terbuka lebar, tidak hanya Asia namun juga Eropa dan Amerika, termasuk kampus bisa mendirikan fakultas unggulan yang nantinya menjadi pusat studi, tidak hanya skala nasional tapi juga internasional.

Sementara itu, Rektor UNG Prof Syamsu Qamar Badu menambahkan, jika perubahan nama kampus sedang berproses. Resminya akan ditetapkan Presiden Joko Widodo melalui keputusan Presiden (Kepres).

“Jadi nantinya ini Kepres, persetujuan nantinya pada pak Presiden. Kita tunggu saja, sedang berproses,”tambah Syamsu Qamar Badu. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dalam kesempatan itu juga berharap, pergantian nama kampus dapat membawa perubahan besar bagi kampus bekas STIKIP ini.

Pewarta/editor : Jitro

Foto                    : Jitro

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI