GORONTALO – Perayaan Ketupat yang digelar seminggu setelah Idul Fitri, menjadi ajang silaturrahim bagi masyarakat Gorontalo. Pada momen itu, masyarakat berbondong-bondong mendatangi dan mengunjungi lokasi-lokasi yang menjadi pusat perayaan Ketupat seperti halnya di Yosonegoro Kampung Jawa, Bongomeme, dan Isimu di Kabupaten Gorontalo, serta di Tanggidaa Kota Gorontalo, dan beberapa lokasi lainnya di kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo.
“Memang awalnya Ketupat ini adalah tradisi masyarakat Jawa yang ada di Gorontalo. Tetapi seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut berakulturasi dan membaur menjadi budaya masyarakat Gorontalo. Sehingga saat ini sudah banyak lokasi yang merayakan Ketupat, bahkan diseluruh kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo sudah merayakannya dan tidak lagi hanya terpusat di Kampung Jawa,” jelas Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim disela-sela kunjungan silaturrahim perayaan Ketupat, Minggu (2/7).
Mengawali kunjungan silaturrahim Ketupat, Wagub H. Idris Rahim bersama isteri Hj. Nurinda Rahim, serta sejumlah pimpinan SKPD Provinsi Gorontalo, berkunjung ke kediaman keluarga Muin Zakali di Tanggidaa Kelurahan Bulotadaa Timur, Kota Gorontalo. Selanjutnya, Wagub bersama rombongan bersilaturrahim ke kediaman keluarga Abdul Wahab Didipu, dan menghadiri doa syukuran peresmian ruko Surya Ponsel.
Usai melakukan kunjungan silaturrahim di wilayah Kota Gorontalo, Wagub Idris Rahim melanjutkan silaturrahim Ketupat ke wilayah Kabupaten Gorontalo. Kunjungan diawali ke kediaman keluarga Saleh Hemeto di Limboto, dan ke kediaman keluarga Medi Botutihe di Yosonegoro Limboto Barat. Selanjutnya Wagub bersama rombongan menyambangi kediaman Arifin Djakani, dan berakhir di kediaman keluarga Mohamad Agung Sugiarto di Isimu Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.
Wagub H. Idris Rahim mengatakan, perayaan Ketupat harus dimaknai sebagai momentum untuk memelihara dan mempererat silaturrahim. Menurutnya, suasana Ketupat menunjukan sikap dan perilaku masyarakat Gorontalo yang menjunjung tinggi rasa kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan yang diwujudkan dengan saling mengunjungi dan bersilaturrahim. Dalam perayaan Ketupat, setiap pengunjung dapat menikmati hidangan khas berupa ketupat dan nasi bulu (nasi yang dimasak dalam bambu) yang telah tersedia di setiap rumah dilokasi perayaan ketupat.
“Perayaan Ketupat merupakan ungkapan syukur atas nikmat dari Allah SWT, dan intinya adalah silaturrahim. Tradisi ini harus dilestarikan sebagai salah satu upaya untuk terus menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan masyarakat Gorontalo,” tandas Idris.
Pewarta/Editor : Haris
Foto : Haris