Feature : Desa Berbasis Digital, Menjawab Tantangan Masa Depan
Oleh : Mersin Hadji
Gorontalo – Tahun berganti tahun, sistem teknologi pun kini sudah semakin canggih, tidak hanya masyarakat diperkotaan, masyarakat pedesaan pun kini sudah mulai melek kecanggihan tekonologi dewasa ini.
Mungkin awalnya masyarakat mengenal istilah Pusat Pengendali Lalu Lintas Nasional Kepolisian Republik Indonesia (lebih dikenal dengan istilah NTMC Polri) adalah pusat kendali informasi dan komunikasi yang mngatur lalu lintas di Indonesia.
NTMC Polri mengintegrasikan sistem informasi ke lima pemangku kepentingan bidang lalu lintas (Polri, Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, Perindustrian, dan Riset Teknologi), yang berada di Jakarta.
NTMC Polri sendiri merupakan bagian atau subsistem dari Sistem Manajemen Teknologi Kepolisian (SIMTEKPOL). Seluruh informasi aktual tentang lalu lintas yang merupakan output dari NTMC dikumpulkan, diolah, dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dan dikoordinasikan sebagai bahan kendali penanganan masalah.
Kini sistem seperti itu, sudah mulai diterapkan oleh masyarakat pedesaan, dengan tujuan untuk percepatan pelayanan masyarakat, dan memonitor situasi Kamtibmas di pedesaan.
“Lamahu Command Center” adalah Desa yang berbasis digital pertama di Provinsi Gorontalo, yang terletak di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, mungkin itulah istilah yang tepat dan hampir mirip dengan sistem NTMC Polri, meskipun outputnya sedikit berbeda.
Kepala Desa Lamahu Abd. Hasan Hasiru menjelaskan desa digital adalah konsep serta gagasan kreatif dan moderen dimana semua sistem pelayanan pemerintahan maupun pelayanan masyarakat sudah berbasis IT.
Menurutnya desa berbasis sistem digital ini semata mata ditujukan kepada masyarakat Desa Lamahu agar masyarakat tidak lagi merasakan proses administrasi yang panjang dan harus mendatangi kantor pemerintahan desa.
“Ini ditujukan untuk memberikan rasa nyaman dan bahagia terhadap masyarakat kita. Dengan konsep seperti ini membuat kemudahan, apalagi dalam pelayanan yang bersifat darurat, baik darurat Kamtibmas maupun darurat kesehatan,” jelas Hasan.
Menurut Hasan bahwa, awalnya ia mendengar keluhan masyarakat tentang gangguan kamtibmas, kehilangan ternak, gelapnya jalanan sepanjang 1.800 meter di depan rumah mereka, sulitnya akses darurat kesehatan, serta persoalan disektor pertanian yang tidak “up to date”.
“Maka dengan adanya satu konsep Desa Digital ini pasti bisa menjawab semua itu,”tegasnya.
Maka dengan konsep dan gagasan yang ada, kemauan yang tinggi serta dorongan kerja tim dari semua pihak termasuk dukungan penuh dari PT Telkomsel Indonesia, maka Kampung digital adalah solusinya.
Dijelaskannya bahwa dimana ada CCTV disetiap sudut jalan yang terhubung langsung ke “command center “kantor desa, tindak lanjut cepat tanggap akan kondisi darurat kamtibmas maupun darurat kesehatan langsung dapat di akses dengan mudah yaitu menekan tombol smartphone masyarakat setempat.
Dengan cara memasukkan nomor induk kependudukannya dan ini akan tersambung langsung dengan petugas kepolisian Babinkamtibnas maupun petugas medis.
“Dan tentu saja semuanya menggunakan internet maka kami pasang wfi disetiap sudut desa ,” tutur Hasan.
Diketahui disepanjang jalan desa lamahu ini telah terpasang 32 smartphone atau tiang cerdas yang dilengkapi dengan lampu otomatis hidup-mati jika ada yang melaluinya, 32 IP CCTV, 17 titik Wifi publik serta sensor gerak cahaya.
Penjabat Gubernur Gorontalo Zudan Arif Fakrulloh diberikan kesempatan untuk mengresmikan desa pertama di Provinsi Gorontalo yang sudah berbasis sistem digital yakni Desa Lamahu.
“Saya sangat mengapresiasi kerja dan kreatifitas mereka, dan ini perlu menjadi contoh bagi daerah yang lain,”Kata Zudan Arif.