Gorontalo – Pemuda remaja masjid tidak hanya berkewajiban memakmurkan masjid dari sisi ritualitas, tetapi harus pula mampu menguatkan solidaritas atau keshalehan sosial. Hal ini ditegaskan Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrawi, saat memberikan arahan kepada pemuda remaja masjid Baiturrahman Limboto, Minggu (28/8) malam.
“Sejarah perjuangan Rasulullah SAW, masjid tidak hanya dijadikan tempat ubudiyah ritual dan peribadatan semata, tetapi masjid menjadi tempat pemusatan dakwah bahkan pemusatan jihad dan tempat lahirnya atlit seperti pemanah, pekuda dan petarung-petarung hebat, karena pada waktu itu Rasul menghadapi musuh kafir Quraish,” kata Iman Nahrawi.
Menpora mengingatkan, tantangan terberat umat Islam saat ini, yakni dimana anak-anak dan remaja semakin menjauh dari masjid dan Al Qur’an, sebagai akibat dan pengaruh dari kemajuan teknologi informasi dan lingkungan masyarakatnya yang semakin jauh dari ilmu-ilmu Allah.
Karenanya Menpora mengajak para pemuda untuk kembali ke masjid, memakmurkannya, serta menjadikan masjid sebagai tempat lahirnya generasi berakhlak dan beretika Qur’an.
“Remaja di masjid ini harus banyak aktivitasnya, misalnya membuka kursus Al Qur’an, atau kajian-kajian ilmu Al Qur’an. Di pelataran dan halaman masjid, juga bisa dimanfaatkan untuk pelatihan-pelatihan olahraga seperti silat, karate, dan taekwondo, sehingga secara mental dan fisik semakin kuat, sehingga lahirlah generasi Qur’ani yang kuat dalam ibadahnya, berakhlak baik, dan secara fisik mampu menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat,” jelas Menpora.
Sejalan dengan arahan Menpora tersebut, Wagub Idris Rahim berharap, para pemuda remaja masjid di Provinsi Gorontalo bisa menjadi pelopor dan sekaligus sebagai ujung tombak dalam memakmurkan masjid. Menurutnya, dalam menghadapi pengaruh dan dampak negatif dari berbagai kemajuan saat ini yang terus menggerus nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang berakibat pada rusaknya akhlak dan mental anak bangsa, maka sudah saatnya para remaja untuk kembali ke masjid dan memperbanyak kajian-kajian ilmu Al Qur’an.
“Secara kuantitas, penduduk Provinsi Gorontalo mayoritas beragama Islam. Tetapi dari kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, masih perlu kita tingkatkan utamanya di kalangan generasi muda. Dengan demikian kita berharap, generasi muda Gorontalo akan menjadi generasi yang berilmu dan berakhlak, yang mampu meneruskan pembangunan daerah, bangsa, dan agama,” pungkas Wagub.