RHNews – Krisis listrik yang terus terjadi di Gorontalo membuat Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berpikir keras untuk mengatasinya. Setelah mengupayakan pembangunan PLTU Anggrek 2×25 Mw di Gorontalo Utara serta PLTG Paguat 2×50 Mw dari alokasi APBN, kali ini giliran investor asal Korea Selatan yang coba digandeng untuk pembangunan PLTU dan PLTG di Gorontalo.
Kerjasama tersebut diwujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Gorontalo dengan PT Pax Global Energy yang digelar di Jakarta, Jumat (14/8).
Naskah perjanjian kerjasama tersebut ditandatangani oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie serta Direktur PT Pax Global Energy Mr. Myung Ryul Michael Sou.
Kerjasama tersebut memuat tentang kerjasama para pihak untuk membangun dan mengembangkan pembangkit listrik baru berupa PLTA dan PLTU di Provinsi Gorontalo. Menurut Rusli, ini merupakan terobosan baru untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus bertambah yang tidak disertai dengan ketersedian energi listrik yang memadai.
“Ini adalah langkah awal untuk menatap masa depan energi listrik Gorontalo yang lebih baik. Kami akan berupaya memberikan pelayanan terbaik agar para investor yakin dan mau berinvestasi di daerah sesuai dengan tugas dan kewenangan kami,” terang Rusli di sela sela acara.
Lebih lanjut mantan Bupati Gorontalo Utara itu mengemukakan, persoalan krisis listrik di Gorontalo saat ini sudah menghawatirkan. Pada beban puncak Gorontalo mengalami defisit sekitar 90 Mw.
Kebutuhan tersebut baru bisa ditutupi oleh PLTD dan PLTU Molotabu, sisanya mengandalkan jaringan interkoneksi dari Sulawesi Utara. Kedepan gubernur berharap agar kerjasama ini bisa terus dikembangkan pada bidang lain seperti pertanian, peternakan dan kesehatan sesuai dengan bidang usaha perusahaan asal Korea Selatan tersebut.
Ia juga meminta kepada dinas terkait untuk serius menindaklanjuti naskah kerjasama ini kedalam bentuk kerjasama yang lebih kongkrit.